Senin, 20 Januari 2014

Komunikasi dalam Manajemen

A. Definisi Komunikasi
Komunikasi atau dalam bahasa inggrisnya Communication, menurut asal katanya berasal dari bahasa latin yaitu Communicatio. Komunikasi adalah suatu proses ketika seseorang atau kelompok masyarakat menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungannya. Pada umumnya, komunikasi terjadi secara lisan atau verbal. Komunikasi dapat terjadi jika ada persamaan antara penyampaian pesan dengan orang yang menerima pesan.
Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli :
1. Carl l. Hovland
Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang ( kominikator ) menyampaikan pesan ( lambang-lambang verbal ) untuk mengubah perilaku orang lain ( komunikan ).
2. Theodore M. Newcomb
Komunikasi adalah setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu tranmisi informasi, terdiri dari rangsangan yang diskriminatif dari sumber kepada penerima.
3. Everett M. Rogers
Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka atau penerima.
4. Onong Uchjana Effendy
Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain. Pikiran tersebut bisa merupakan informasi, gagasan, opini, dan lain-lain yang muncul dari pikirannya sendiri.
5. Hafield Cangara
Komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian.

B. Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi banyak melalui perkembangan. Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.
Tahapan Proses Komunikasi :
1. Penginterpretasian
Hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting.
2. Penyandian
Tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding, akal budi manusia berfungsi sebagai encorder, alat penyandi merubah pesan abstrak menjadi konkret.
3. Pengiriman
Proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter alat pengirim pesan.
4. Perjalanan
Tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.

5. Penerimaan
Tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.
6. Penyandian balik
Tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).
7. Penginterpretasian
Tahap ini terjadi pada komunikan sejak lambang komunikasi berhasil diuraikan dalam bentuk pesan.
C. Hambatan Komunikasi
Faktor penghambat komunikasi menurut Suranto, 2011 yaitu :
a. Kredibilitas komunikator searah
b. Kurang memahami latar belakang sosial dan budaya
c. Kurang memahami karakteristik komunikan
d. Prasangka buruk
e. Verbalitas
f. Komunikasi satu arah
g. Tidak menggunakan media yang tepat
h. Perbedaab bahasa
i. Perbedaan persepsi
D. Definisi Komunikasi Interpersonal Efektif
Komuikasi interpersonal dikatakan efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindak lanjuti dengan sebuah perbuatan secara suka rela oleh penerima pesan, dapat meningkatkan kualitas hubungan antarpribadi dan tidak ada hambatan untuk hal itu ( Hardjana dalam Suranto, 2011 ). Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa komunikasi interpersonal dikatakan efektif, apabila memenuhi tiga persyaratan, yaitu :
1. Pengertian yang sama terhadap makna pesan
Salah satu indikator yang dapat digunakan sebagai ukuran komunikan dikatakan efektif adalah apabila makna pesan yang dikirim oleh komunikator sama dengan makna pesan yang diterima oleh komunikan.
2. Melaksanakan pesan secara sukarela
Indikator komunikasi interpersonal yang efektif berikutnya adalah bahwa komunikan menindak lanjuti pesan tersebut dengan perbuatan dan dilakukan secara sukarela, tidak karena dipaksa.
3. Meningkatkan kualitas hubungan pribadi
Efektivitas dalam komunikasi interpersonal akan mendorong terjadinya hubungan yang positif terhadap rekan, keluarga dan kolega. Hal ini disebabkan pihak-pihak yang saling berkomunikasi merasakan memperoleh manfaat dari komunikasi itu, sehingga merasa perlu untuk memelihara hubungan antarpribadi.
E. Komunikasi Interpersonal Efektif dalam Organisasi
Berikut ini adalah contoh dari komunikasi interpersonal yang efektif dalam sebuah lembaga. Yang mencakup componentional dan situasional.
1. Karyawan merasakan bahwa pimpinan telah memberikan penjelasan langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh kedua belah pihak sesuai dengan tujuan komunikasi interpersonal itu, yakni untuk meningkatkan kinerja organisasi, perkatoran atau perusahaan. Berdasarkan pengetahuannya tentang jabaran tugas yang menjadi tanggung jawabnya, karyawanpun dapat memahami saran-saran dari pimpinan, misalnya perlu meningkatkan kedisiplinan membina kekompakan dengan karyawan lain, berkomunikasi dengan penyelia dan atasan apabila masalah kesulitan dalam pelaksanaan tugas dan sebagainya.
2. Karyawan memahami dampak yang menjadi konsekuensi dari etos kerja karwanan yang rendah sesuai dengan penjelasan pimpinan.
3. Karyawana merasa bahwa pimpinan telah mendengarkan keluhannya dan mau memahami berbagai kendala diperusahaan, kemudian bersama-sama mencari solusi yang berpihak untuk kemajuan perusahaan sekaligus kesejahteraan karyawan.
4. Pimpinan mersa memiliki partner yang dapat diajak bekerjasama, berbagai informasi dan bertukar pikiran sehingga dapat menyusun langkah-langkah memperoleh kemajuan kinerja seluruh karyawan.
5. Kayawan merasa dihargai, ditempatkan dalam garda terdepan yang menetukan maju-mundurnya kinerja perusahaan.
6. Tercapainya pengertian dan kesepakatan yang dibangun pimpinan bersama karyawan pada setiap langkah penyelesaian masalah perusahaan.
Sumber :
http://alamtekno.blogspot.com/2013/05/pengertian-atau-definisi-komunikasi.html
http://www.lusa.web.id/proses-komunikasi/
Suranto, A.W (2011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.



Jumat, 01 November 2013

Pengorganisasian Struktur Manajemen, Actuating dalam Manajemen dan Mengendalikan Fungsi Manajemen

Pengorganisasian Struktur Manajemen
A. Definisi Pengorganisasian
Seperti telah diuraikan sebelumnya tentang Manajemen, Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
B. Definisi Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
C. Pengorganisasian Sebagai Fungsi Manajemen
Chester I. Bernard mengemukakan bahwa organisasi adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Sedangkan Oliver Shelsom, John M. Phiffner, S. Owen Lane mereka sepakat bahwa organisasi adalah penggabungan kerja orang-orang atau sekelompok orang-orang yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas. Nanang Fatah menyebutkan bahwa istilah organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pertama, organisasi diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya sebuah perusahaan, sebuah sekolah, sebuah perkumpulan, badan-badan pemerintahan. Kedua, merujuk pada proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan diantara para anggota, sehingga tujuan organisasi tersebut dapat tercapai secara efektif. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa pengorganisasian pada intinya merupakan proses pembagian kerja kedalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber daya, serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi.

Actuating dalam Manajemen
A. Definisi Actuating
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manejerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan dikehendaki secara efektif.
B. Pentingnya Actuating
Actuating adalah pelaksanaan untuk bekerja. Untuk melaksanakan secara fisik kegiatan dari aktivitas tesebut, maka manajer mengambil tindakan-tindakannya kearah itu. Seperti : Leadership ( pimpinan ), perintah, komunikasi dan conseling( nasehat). Actuating disebut juga “ gerakan aksi “ mencakup kegiatan yangdilakukan seorang manager untuk mengawali dan melanjutkankegiatan yang ditetapkan oleh unsur-unsur perencanaan danpengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat tercapai. Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan lansung dengan orang-orang dalam organisasi.
C. Prinsip Actuating
Pengarahan merupakan aspek hubungan antar manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaga kerja efektif serta efesien untuk mencapai tujuan. Dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia, juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah laku yang berbeda-beda, memiliki pandangan serta pola hidup yang berbeda pula. Oleh karena itu, pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu:
a. Prinsip mengarah pada tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat berdiri sendiri,artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari factor-faktor lain seperti :perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan.
b. Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan.
Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil maksimal.

Mengendalikan Fungsi Manajemen

A. Definisi Mengendalikan
Pengertian pengendalian
• Pengendalian atau pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut.
• Pengendalian atau pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan.




B. Langkah-langkah dalam Kontrol
Proses pengawasan biasanya terdiri paling sedikit lima tahap yaitu :
1. Penetapan standar
Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat di gunakan sebagai “patokan” untuk penilaian hasil-hasil. Bentuk standar yang lebih khusus antara lain target penjualan, anggaran, bagian pasar, marjin keuntungan, keselamatan kerja dan sasaraan produksi. Standar yang umum meliputi standar-standar phisik, standar-standar moneter, standar-standar waktu.
2. Penuturan pengukuran pelaksanaan kegiatan
Penetepan standat adalah sia-sia bila tidak di sertai berbagai cara untuk mengukur pelaksanaan kegiatan nyata. Oleh karena itu tahap kedua dalam pelaksaan kegiatan secara tepat.
3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan
Setelah frekuensi pengukuran dan sistem monitoring di tentuka, pengukuran pelaksanaan di lakukan sebagai proses yang berulang-ulang dan terus-menerus.
4. Pembandingan pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan
Tahap kritis dai prose pengawasan adalah pembandingan pelaksanaan nyata dengan pelaksanaan yang direncanakan atau standar yang telah di tetapkan.
5. Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan
Bila hasil analisa menunjukan perlunya tindakan koreksi, tindakan ini harus di ambil. Tindakan koreksi dapat diambil dalam berbagai bentuk. Standaar mungkin di ubah, pelaksanaan di perbaiki atau keduanya dilakukan bersamaan.

C. Tipe-tipe Kontrol
1. Pengawasan pendahuluan
Pengawasan pendahuluan dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan-penyimpangan dari standar atau tujuan yang memungkinkan koreksi di buat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu di selesaikan.
2. Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan
Tipe pengawasan ini perupakan proses dimana aspek tertentu dari suatu prosedur harus di setujui dulu, atau syarat tertentu harus di penuhib dulu sebelum kegiatan-kegiatan bisa di lanjutkan atau menjadi semacam peralatan “doubel-check” yang lebih menjamin ketepatan pelaksanaan suatu kegiatan.

3. Pengawasan umpan balik
Pengawasan ini juga di kenal sebagai past-action controlis, mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan. Sebab-sebab penyimpangan dari rencana atau standar di tentukan dan penemuan-penemuan di terapkan untuk kegiatan-kegiatan serupa di maa yang akan datang. Pengawasan ini bersifat historis, pengukuran di lakukan setelah kegiatan terjadi.

D. Kontrol Proses Manajemen
Proses pengendalian manajemen adalah kegiatan yang digunakan oleh seluruh manajemen untuk menjamin bahwa anggota organisasi bawahan yang disupervisi akan mengimplementasikan strategi yang ditetapkan. Proses manajemen adalah daur beberapa gugusan kegiatan dasar yang berhubungan secara integral, yang dilaksanakan di dalam manajemen secara umum, yaitu proses perencanaan, proses pengorganisasian, proses pelaksanaan dan proses pengendalian, dalam rangka mencapai sesuatu tujuan secara ekonomis. Sesungguhnya keempat proses itu merupakan hasil ikhtisar dari pelbagai pendapat praktisi dan ahli mengenai manajemen.

Sumber :
http://hmti.wordpress.com/2008/02/22/definisi-dan-pengertian-organisasi/
http://www.majalahpendidikan.com/2011/10/fungsi-pengorganisasian-dalam-manajemen.html
: http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2205936-pengertian-pelaksanaan-actuating/#ixzz2jOclTIqw
http://www.scribd.com/doc/93732324/Tipe-Tipe-Kontrol-Dan-Aksi-Kontrol





Kamis, 10 Oktober 2013

Manajemen, Kepemimpinan dan Perencanaan

Apa itu Manajemen?
Manajemen (management) adalah pencapaian tujuan – tujuan organisasi organisasional secara efektif dan efisien melalui perencanaan, pengelolaan, kepemimpinan dan pengendalian sumber daya organisasional. Menurut Hilman, manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama. Pengertian kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen. Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksudnya yang nyata.
Pengertian manajemen dapat dilihat dari tiga pengertian:
1. Manajemen sebagai suatu proses : yaitu suatu proses dimana pelaksanaan suatu tujuan tertentu dilaksanakan dan diawasi.
2. Manajemen sebagai suatu kolektivitas manusia : yaitu suatu kumpulan dari orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai sutu tujuan yang sama.
3. Manajemen sebagai ilmu ( science ) dan sebagai seni : Manajemen sebagai ilmu pengetahuan karena telah dipelajari sejak lama dan telah diorganisasikan menjadi suatu teori, karena menjelaskan tentang gejala-gejala manajemen. Gejala-gejala ini lalu diteliti dengan menggunakan metode ilmiah yang dirumuskan dalam bentuk prinsip-prinsip yang diwujudkan dalam bentuk suatu teori. Sedangkan manajemen sebagai suatu seni karena didalam mencapai suatu tujuan diperlukan kerja sama dengan orang lain. Pada hakikatnya kegiatan manusia pada umumnya adalah managing ( mengatur ) untuk mengatur disini merupakan seni, bagaimana orang lain memerlukan pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.
Jenis-jenis Manajemen
• Perbedaan Vertikal
• Perbedaan Horizontal
• Aktivitas Manajer
• Peran Manajer
• Peran Informasi
• Peran Interpersonal
• Peran Keputusan
Apa itu Kepemimpina?
Pengertian kepemimpinan secara umum menurut ahli :
1. T Hani Handoko : Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk memepengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.
2. Soewarno Handoyo Ningrat : Kepemimpinan itu merupakan suatu proses dimana pimpinan digambarkan akan memberi perintah atau pengarahan, bimbingan atau mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari pendapat-pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang atau kelompok dalam usahanya mencapai tujuan didalam situasi tertentu.
1. Pemimpin Otokratis
Pemimpin yang bersifat otokratis memperlihatkan ciri-ciri sebagai berikut: memberikan perintah-perintah yang selalu diikuti, menentukan kebijaksanaan karyawan tanpa sepengetahuan mereka. Tidak memberikan penjelasan secara terperinci tentang rencana yang akan dating, tetapi sekedar mengatakan kepada anggotanya tentang langkah-langkah yang mereka lakukan dengan segera dijalankan. Memberikan pujian kepada meraka yang selalu menurut kehendaknya dan melontarkan kritik kepada mereka yang tidak mengikuti kehendaknya. Selalu jauh dengan anggota sepanjang masa.
2. Pemimpin Demokratis
Pemimpin demokratis hanya memberikan perintah setelah mengadakan musyawarah dahulu dengan anggotanya dan mengetahui bahwa kebijaksanaannya hanya dapat dilakukan setalah dibicarakan dan diterima oleh anggotanya. Pemimpin tidak akan meminta anggotanya mengerjakan sesuatu tanpa terlebih dahulu memberitahukan rencana yang akan mereka lakukan. Baik atau buruk, benar atau salah adalah persoalan anggotanya dimana masing-masing ikut serta bertanggung jawab sebagai anggotanya.
3. Pemimpin Liberal
Pemimpin liberal yaitu kebebasan tanpa pengendalian. Pemimpin tidak memimpin atau mengendalikan bawahan sepenuhnya dan tidak pernah ikut serta dengan bawahannya.
Perencanaan
Perencanaan (planning) berarti mengidentifikasi berbagai tujuan untuk kinerja organisasi di masa mendatang serta memutuskan tugas dan penggunaan sumber daya yang diperlukan untuk mencapainya. Menurut Urwick perencanaan adalah suatu predisposisi mental untuk melakukan hal-hal secara teratur, untuk berpikir sebelum bertindak dan untuk bertindak dalam fakta bukan tebakan. Perencanaan adalah memutuskan alternatif terbaik antara lain untuk melakukan fungsi manajerial yang berbeda untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Koontz & O’Donell perencanaan adalah memutuskan terlebih dahulu apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukan dan siapa yang melakukannya. Perencanaan menjembatani kesenjangan antara mana kita harus, dimana kita ingin pergi. Hal ini membuat hal yang mungkin terjadi yang tidak akan dinyatakan terjadi.
Sumber :
http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-kepemimpinan-secara-umum.html
http://www.scribd.com/doc/4994224/pengertian-manajemen
http://irapus.blogspot.com/
file:///D:/fungsi-manajemen-perencanaan.htm

Nama : Imas Amalia
NPM : 15509505
Kelas : 3PA05

Sabtu, 11 Mei 2013

IKLIM-IKLIM YANG ADA DI INDONESIA

1. Daerah Tropis
Terletak pada 23,5 LU dan 23,5 LS
Iklim Tropis :
 Panas
 Matahari bersinar sepanjang waktu
 Perubahan suhu relatif kecil
 Curah hujan tinggi dan merata
 Hujab tropis dengan cirri-ciri :
 pohon besar dan tinggi
 ada tumbuhan menempel (epifit) misalnya, anggrek
 ada tumbuhan menjalar ke atas misalnya, rotan
 tumbuhan semak-semak atau perdu
2. Daerah Sub Tropik
Terletak pada 23,5 LU dan 66,5 LU ( atau LS )
Iklim Sub Tropis :
 Iklim sedang
 Mengalamai empat musim
 Ciri tumbuhan :
 pohon tinggi, tidak besar
 ada tumbuhan yang gugur daunnya
 tidak ada semak
 di tengah benua terdapat padang rumput
3. Daerah Kutub
Terletak pada 66,5 LU dan 90 LU ( atau LS )
Iklim Kutub :
 Iklim dingin
 Pada musim dingin : sinar matahari kurang dari 12 jam
 Pada musim panas : sinar matahari lebih dari 12 jam
 Ciri tumbuhan :
 berdaun jarum ( conifer ) misalnya, cemara dan pinus
 pada daerah luas disebut hutan taiga
 mendekati kutub, hanya ada tumbuhan lumut, bila ditemukan didaerah yang luas disebut tundra


Kamis, 02 Mei 2013

Teori Psikoanalisa, Behaviorisme dan Humanistik

TEORI PSIKOANALISA : SIGMUND FREUD
Sigmund Freud merupakan orang Austria keturunan Yahudi dan pendiri aliran psikoanalisis dalam psikologi. Ia lahir pada tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg, Moravia yang sekarang dikenal sebagai bagian Republik Ceko. Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan kesadaran yakni sadar, prasadar dan tidak sadar. Konsep dari teori Freud yang paling terkenal merupakan tentang adanya alam bawah sadar yang mengalihkan sebagian besar perilaku. Dan dia juga memberikan pernyataan bahwa pada awalnya perilaku manusia didasari pada hasrat seksualitas pada awalnya (eros) yang pada awalnya dirasakan oleh manusia semenjak kecil dari ibunya.
Pengalaman seksual dari ibu, seperti menyusui selanjutnya mengalami perkembangannya atau tersublimasi hingga memunculkan berbagai perilaku lainyang disesuaikan dengan aturan norma masyarakat atau norma ayah. Namun dalam perjalanannya setelah kolega kerjanya Alfred Adler mengungkapkan adanya insting mati didalam diri manusia, walaupun pada awalnya Freud menolak pernyataan Adler tersebut dengan menyangkalnya habis-habisan, namun pada akhirnya Freud pun mensejajarkan atau tidak menunggalkan insting seksual saja yang ada didalam diri manusia namun disandingkan dengan insting mati (Thanatos). Walaupun begitu ia tidak pernah menyinggung asal teori tersebut sebetulnya dikemukakan oleh Adler awal mulanya.
Freud tertarik dan belajar hipnotis di Perancis lalu menggunakannya untuk membantu penderita penyakit mental. Freud kemudian meninggalkan hipnotis setelah ia berhasil menggunakan metode baru untuk menyembuhkan penderita tekanan psikologis yaitu asosiasi bebas dan analisis mimpi. Dasar terciptanya metode tersebut adalah dari konsep alam bawah sadar, asosiasi bebas adalah metode yang digunakan untuk mengungkap masalah-masalah yang ditekan dalam diri seseorang namun terus mendorong keluar secara tidak disadari hingga menimbulkan permasalahan. Sedangkan analisis mimpi digunakan oleh Freud dari pemahamannya bahwa mimpi merupakan pesan alam bawah sadar yang abstrak terhadap alam sadar, pesan-pesan ini berisi keinginan, ketakutan dan berbagai macam aktivitas emosi lain hingga aktivitas emosi yang sama sekali tidak disadari. Sehingga metode analisis mimpi digunakan oleh Freud untuk mengungkapkan pesan bawah sadar atau permasalahan terpendam, baik berupa hasrat, ketakutan, kekhawatiran, kemarahan yang tidak disadari karena ditekan oleh seseorang. Ketika hal masalah-masalah alam bawah sadar ini telah berhasil diungkap, maka untuk penyelesaian selanjutnya akan lebih mudah untuk diselesaikan. Hal-hal ini dilakukan untuk mengembangkan sesuatu yang kini dikenal sebagai “ obat dengan berbicara “. Hal-hal ini menjadi unsur inti psikoanalisis. Freud terutama tertarik pada kondisi yang dulu disebut histeria dan sekarang disebut sindrom konversi.
Teori-teori Freud dan caranya mengobati pasien menimbulkan kontroversi di Wina abad kesembilan belas dan masih diperdebatkan sengit pada masa kini. Gagasan Freud biasanya dibahas dan dianalisis sebagai karya sastra, filsafat dan budaya umum, selain sebagai debat yang berterusan sebagai risalah ilmiah dan kedokteran ini. Lepas dari pertentangan yang berkelanjutan terhadap gagasan-gagasannya, tampaknya sedikit sekali yang meragukan bahwa Freud merupakan tokoh menonjol dalam sejarah pemikiran manusia. Pendapat-pendapatnya dibidang psikologi sepenuhnya telah merevolusionerkan konsepsi kita tentang pikiran manusia dan banyak gagasan serta istilah-istilahnya yang telah digunakan oleh umum misalnya : ego, super ego, Oedipus complex dan kecenderungan hasrat mau mati.
Memang betul, psikoanalisa merupakan cara penyembuhan yang teramat mahal, amat serius dan pila berhasil apa-apa. Tetapi, juga betul teknik itu meraih sukses besar. Para psikolog pada masa depan berkesimpulan bahwa keinginan seksual yang tertekan akan semakin penting peranannya dalam tingkah laku manusia daripada anggapan para penganut faham Freud. Tetapi, gairah ini sudah pasti punya saham besar dari anggapan sebagian psikolog sebelum Freud. Begitu pula mayoritas psikolog kini yakin bahwa proses mental bawah sadar memegang peranan yang menentukan dalam tingkah laku manusia, sesuatu hal yang diremehkan orang sebelum Freud. Psikoanalisis adalah teori psikologi dan psikoterapi dikandung pada abad ke-20 ke-19 dan awal oleh neurolog Austria Sigmund Freud. Psikoanalisis telah diperluas, dikritik dan dikembangkan dalam arah yang berbeda, sebagian oleh beberapa rekan Freud dan mahasiswa seperti Alfred Adler, Carl Gustav Jung dan Wilheim Reich dan kemudian oleh neo-Freudian seperti Erich Fromm, Karen Horney, Harry Stack Sullivan dan Jacques Lacan.
Prinsip dasar dari psikoanalisis adalah sebagai berikut:
• Samping konstitusi mewarisi kepribadian, perkembangan seseorang ditenntukan oleh kejadian pada anak ussia dini
• Perilaku manusia, pengalaman dan kognisi sebagian besar ditentukan oleh drive tidak rasional
• Drive tersebut sebagian besar tidak sadar
• Upaya untuk membawa mereka yang drive kedalam kesadaran menghadapi perlawanan psikologis dalam bentuk mekanisme pertahanan
• Konflik antara sadar dan tidak sadar (ditekan) materi dapat mengakibatkan gangguan mental seperti neurosis, sifat neurotic, kecemasan, depresi dll
• Pembebasan dari efek bahan sadar dicapai melalui membawa bahan ini kedalam pikiran sadar (melalui bimbingan terampil misalnya)
Dibawah payung luas psikoanalisis ada setidaknya 22 orientasi teoretis mengenai perkembangan mental manusia. Berbagai pendekatan dalam pengobatan yang disebut “psikoanalisis” bervariasi sebanyak teori lakukan. Istilah ini juga mengacu pada metode belajar perkembangan anak . Psikoanalisis Freudian mengacu pada jenis tertentu dari pengobatan dimana “analysand” (pasien analitik) verbalizes pikiran, termasuk asosiasi bebas, fantasi dan mimpi dari mana analisis menginduksi konflik bawah sadar yang menyebabkan gejala-gejala pasien, masalah karakter dan menafsirkan mereka bagi pasien untuk menciptakan wawasan untuk penyelesaian masalah. Analisis menghadapi dan menjelaskan patologis pasien pertahanan, keinginan dan rasa bersalah. Melalui analisis konflik, termasuk yang berkontribusi terhadap resistensi dan traferensi yang melibatkan ke analisis dari reaksi menyimpang, pengobatan psikoanalitik dapat berhipotesis bagaimana pasien tidak sadar adalah musuh teruburk mereka sendiri, bagaimana sadar, reaksi simbolik yang telah dirangsang oleh pengalaman yang menyebabkan gejala.

TEORI BEHAVIORIEME : IVAN PAVLOV
Teori Pembelajaran Behaviorisme, pendekatan behavioris memberi tumpuan kepada tingkah laku yang boleh diperhatikan (secara nyata atau tidak nyata) dan pengaruhnya terhadap perubahan tersebut.Teori ini diwakili dengan perkataan Rangsangan- Gerak balas (R-G). Perkaitan antara rangsangan, organisma dan gerak balas. Rangsangan Organisme gerak balas (R) (G). Kesan rangsangan kepada organisme dan gerak balas yang diperhatikan. Beberapa tanggapan ahli-ahli behaviorisme. Sebahagian besar daripada tingkah laku manusia dipengaruhi oleh rangsangan (R) dari persekitaran. Pembelajaran ialah hasil dari kejadian yang boleh diperhatikan. Pembelajaran melibatkan perubahan tingkah laku. Pembelajaran akan berlaku apabila rangsangan dan tindak balas berlaku dalam masa yang dekat. Proses mental diabaikan dalam bilik darjah behavioris. Prinsip pembelajaran adalah sama merentas semua spesis. Antara contoh teori pembelajaran behaviorisme yang boleh diperhatikan ialah loceng yang berbunyi di sekolah untuk menandakan pertukaran waktu, rehat atau balik, cara murid mengumpul buku latihan selepas dilatih oleh guru, individu yang fobia selepas mengalami sesuatu kejadian yang menakutkan, sitkom televisi yang menyebabkan penonton tertawa walaupun tidak lucu. Ahli-ahli teori Behaviorisme mengikut kategori masing-masing. Tokoh-tokoh teori behavioris Pelaziman Klasik Pelaziman Klasik Ivan J.B. B.F E.L. Pavlov Watson Skinner Thorndike. Tokoh-tokoh teori behaviorisme
Teori Pelaziman Klasik Ivan Pavlov (1849- 1936), berbangsa Rusia belajar fisiologi di Universiti Leibzig, Jerman Pemenang Hadiah Nobel: Fisiologi PencernaanTeori Pelaziman Klasik Pavlov (1849-1936). Eksperimen pelaziman klasik PavlovNama Pavlov memang sinonim dengan gambar di atas.
Konsep penting Pelaziman Klasik Rangsangan Gerak balas Nuetral Semula jadi Terlazim Semula jadi Terlazim. Konsep-konsep penting dalam pelaziman klasik konsep-konsep penting dalam pelaziman klasik rangsangan-rangsangan neutral. Semua objek perkara atau peristiwa yang tidak ada hubungan langsung dengan diri kita, oleh itu tiada respon dari kita. Semua objek perkara atau peristiwa yang ada hubungan semula jadi, maka respon semula jadi akan diberikan rangsangan terlazim. Rangsangan yang terhasil apabila rangsangan neutral digabungkan dengan rangsangan semula jadi untuk menghasilkan gerak balas yang serupa dengan rangasangan semula jadi
Gerak balas (juga dikenali sebagai gerakbalas pantulan) dimiliki oleh semua organisme yang mempunyai sistem saraf. Contoh: air liur yang meleleh apabila melihat makanan yang enak, kelipan mata apabila terdapat gangguan. Gerakbalas terlazim adalah gerakbalas yang berlaku hasil dari rangsangan terlazim .Teori Pavlov bagi Pavlov, manusia adalah seperti kotak hitam yang tidak boleh dibuka yang hanya boleh kita perhatikan ialah rangsangan yang masuk dan gerak balas atau respons yang keluar sebagai reaksi kepada rangsangan. Pelaziman klasik (classical conditioning) ialah sejenis pembelajaran yang berlaku apabila organisme dapat membuat perkaitan atau hubungan antara rangsangan neutraldengan rangsangan. Pavlov melakukan eksperimen dengan anjingnya. Pelaziman klasik mengikut Pavlov Penerangan dan eksperimen Pavlov. Contoh gambar 1 makanan (food) ialah rangangan semula jadi (unconditioned stimulus). Organisme akan memberi gerak balas semulajadi (unconditioned response) kepada rangsangansemulajadi gambar 2 lonceng (bell) ialah rangsangan neutral (Nuetral stimulus). Tiada sebarang gerak balas atau reaksi dari organism, gambar 3 apabila lonceng (rangsangan neutral) digabungkan dengan makanan (rangsangan semula jadi), juga akan menghasilkan gerak balas semula jadi. Gerakbalas atau reaksi ini adalah sama seperti apabila hanya makanan (rangsangan semulajadi diberikan).Kombinasi lonceng dan makanan diberi berulang kali kepada anjing untuk mendapatkan gerak balas yang sama. Gambar 4 hanya lonceng dibunyikan (tanpa makanan) tetapi tetap mendapat respon atau reaksi yang sama. Kini, loceng berfungsi sebagai rangsangan terlazim (conditioned stimulus) dan reaksi anjing ialah gerak balas terlazim (conditionedresponse).

TEORI HUMANISTIK : ABRAHAM MASLOW
Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs atau Hirarki Kebutuhan. Kehidupan keluarganya dan pengalaman hidupnya memberi pengaruh atas gagasan gagasan psikologisnya. Setelah perang dunia ke II, Maslow mulai mempertanyakan bagaimana psikolog- psikolog sebelumnya tentang pikiran manusia. Walau tidak menyangkal sepenuhnya, namun ia memiliki gagasan sendiri untuk mengerti jalan pikir manusia.
Psikolog humanis percaya bahwa setiap orang memiliki keinginan yang kuat untuk merealisasikan potensi potensi dalam dirinya, untuk mencapai tingkatan aktualisasi diri. Untuk membuktikan bahwa manusia tidak hanya bereaksi terhadap situasi yang terjadi di sekelilingnya, tapi untuk mencapai sesuatu yang lebih, Maslow mempelajari seseorang dengan keadaan mental yang sehat, dibanding mempelajari seseorang dengan masalah kesehatan mental. Hal ini menggambarkan bahwa manusia baru dapat mengalami "puncak pengalamannya" saat manusia tersebut selaras dengan dirinya maupun sekitarnya. Dalam pandangan Maslow, manusia yang mengaktualisasikan dirinya, dapat memiliki banyak puncak dari pengalaman dibanding manusia yang kurang mengaktualisasi dirinya.
TEORI KEBUTUHAN

Interpretasi dari Hirarki Kebutuhan Maslow yang direpresentasikan dalam bentuk piramida dengan kebutuhan yang lebih mendasar ada di bagian paling bawah
Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi gagasannya mengenai teori hirarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan fisiologis atau dasar
2. Kebutuhan akan rasa aman
3. Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
4. Kebutuhan untuk dihargai
5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Maslow menyebut empat kebutuhan mulai dari kebutuhan fisiologis sampai kebutuhan harga diri dengan sebutan homeostatis.mudian berhenti dengan sendirinya. Maslow memperluas cakupan prinsip homeostatik ini kepada kebutuhan-kebutuhan tadi, seperti rasa aman, cinta dan harga diri yang biasanya tidak kita kaitkan dengan prinsip tersebut. Maslow menganggap kebutuhan-kebutuhan defisit tadi sebagai kebutuhan untuk bertahan. Cinta dan kasih sayang pun sebenarnya memperjelas kebutuhan ini sudah ada sejak lahir persis sama dengan insting.
Kebutuhan Fisiologis
Pada tingkat yang paling bawah, terdapat kebutuhan yang bersifat fisiologik (kebutuhan akan udara, makanan, minuman dan sebagainya) yang ditandai oleh kekurangan (defisi) sesuatu dalam tubuh orang yang bersangkutan. Kebutuhan ini dinamakan juga kebutuhan dasar (basic needs) yang jika tidak dipenuhi dalam keadaan yang sangat estrim (misalnya kelaparan) bisa manusia yang bersangkutan kehilangan kendali atas perilakunya sendiri karena seluruh kapasitas manusia tersebut dikerahkan dan dipusatkan hanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya itu. Sebaliknya, jika kebutuhan dasar ini relatif sudah tercukupi, muncullah kebutuhan yang lebih tinggi yaitu kebutuhan akan rasa aman (safety needs).
Kebutuhan Rasa Aman
Jenis kebutuhan yang kedua ini berhubungan dengan jaminan keamanan, stabilitas, perlindungan, struktur, keteraturan, situasi yang bisa diperkirakan, bebas dari rasa takut dan cemas dan sebagainya. Karena adanya kebutuhan inilah maka manusia membuat peraturan, undang-undang, mengembangkan kepercayaan, membuat sistem, asuransi, pensiun dan sebagainya. Sama halnya dengan basic needs, kalau safety needs ini terlalu lama dan terlalu banyak tidak terpenuhi, maka pandangan seseorang tentang dunianya bisa terpengaruh dan pada gilirannya pun perilakunya akan cenderung ke arah yang makin negatif.
Kebutuhan Dicintai dan Disayangi
Setelah kebutuhan dasar dan rasa aman relatif dipenuhi, maka timbul kebutuhan untuk dimiliki dan dicintai (belongingness and love needs). Setiap orang ingin mempunyai hubungan yang hangat dan akrab, bahkan mesra dengan orang lain. Ia ingin mencintai dan dicintai. Setiap orang ingin setia kawan dan butuh kesetiakawanan. Setiap orang pun ingin mempunyai kelompoknya sendiri, ingin punya "akar" dalam masyarakat. Setiap orang butuh menjadi bagian dalam sebuah keluarga, sebuah kampung, suatu marga, dll. Setiap orang yang tidak mempunyai keluarga akan merasa sebatang kara, sedangkan orang yang tidak sekolah dan tidak bekerja merasa dirinya pengangguran yang tidak berharga. Kondisi seperti ini akan menurunkan harga diri orang yang bersangkutan.
Kebutuhan Harga Diri
Di sisi lain, jika kebutuhan tingkat tiga relatif sudah terpenuhi, maka timbul kebutuhan akan harga diri (esteem needs). Ada dua macam kebutuhan akan harga diri. Pertama, adalah kebutuhan-kebutuhan akan kekuatan, penguasaan, kompetensi, percaya diri dan kemandirian. Sedangkan yang kedua adalah kebutuhan akan penghargaan dari orang lain, status, ketenaran, dominasi, kebanggaan, dianggap penting dan apresiasi dari orang lain. Orang-orang yang terpenuhi kebutuhannya akan harga diri akan tampil sebagai orang yang percaya diri, tidak tergantung pada orang lain dan selalu siap untuk berkembang terus untuk selanjutnya meraih kebutuhan yang tertinggi yaitu aktualisasi diri (self actualization).
Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang terdapat 17 meta kebutuhan yang tidak tersusun secara hirarki, melainkan saling mengisi. Jika berbagai meta kebutuhan tidak terpenuhi maka akan terjadi meta patologi seperti apatisme, kebosanan, putus asa, tidak punya rasa humor lagi, keterasingan, mementingkan diri sendiri, kehilangan selera dan sebagainya.
Meta Kebutuhan dan Meta Patologi
Menurut Maslow, meta kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri terdiri dari:
• Kebenaran
• Kebaikan
• Keindahan atau kecantikan
• Keseluruhan (kesatuan)
• Dikotomi-transedensi
• Berkehidupan (berproses, berubah tetapi tetap pada esensinya)
• Keunikan
• Kesempurnaan
• Keniscayaan
• Penyelesaian
• Keadilan
• Keteraturan
• Kesederhanaan
• Kekayaan (banyak variasi, majemuk, tidak ada yang tersembunyi, semua sama penting)
• Tanpa susah payah (santai, tidak tegang)
• Bermain (fun, rekreasi, humor)
• Mencukupi diri sendiri
Meta Patologi
Jika berbagai meta kebutuhan tidak terpenuhi maka akan terjadi meta patologi seperti:
• Apatisme
• Kebosanan
• Putus asa
• Tidak punya rasa humor lagi
• Keterasingan
• Mementingkan diri sendiri
• Kehilangan selera dan sebagainya

Sumber:

file:///D:/sigmund-freud-teori-psikoanalisa.html
http://www.slideshare.net/herneyaqilah/teori-pembelajaran-14744555
http://id.wikipedia.org/wiki/Abraham_Maslow









Kamis, 18 April 2013

DAMPAK MODERINISASI BAGI KAWULA MUDA

Kebanyakan dari kawula muda sekarang berperilaku modern. Seperti memakai pakaian, sepatu, tas dan lain-lain yang bermerek dan bisa menyempurnakan penampilan mereka. Mereka cenderung mengikuti trend, kebanyakan dari mereka meniru orang lain tanpa melihat apakah hal tersebut pantas atau cocok dan mempunyai dampak yang negatif atau positif bagi mereka. Hal-hal seperti itu dapat mempengaruhi perilaku mereka seperti cara berfikir dan gaya hidup. Mereka cenderung untuk menonjolkan penampilan dan cara berfikir mereka. Di jaman yang serba tekhnologi sekarang mereka dapat dengan mudah mendapatkan informasi melalui internet dan media sosial seperti facebook, twitter, instragram, path dan lain-lain. Tidak dipungkiri kawula muda pasti memiliki social network seperti itu. Dengan adanya internet mereka juga dimudahkan dalam mengerjakan tugas sekolah dan tugas kuliah. Tetapi tidak dipungkiri terkadang mengikuti perilaku yang moderinisasi juga memiliki dampak yang positif seperti kita bisa mengikuti perkembangan jaman seperti mengetahui informasi-informasi didalam negeri maupun diluar negeri, bisa berkomunikasi jarak jauh dengan bisa saling mengirim e-mail ( bisa tetap menjalin silahturahmi ) dan masih banyak lagi. Tetapi juga memiliki dampak negatifnya yaitu kita bisa meremehkan atau memudahkan hal-hal yang penting, bisa menimbulkan pokranisasi (sering menunda-nunda pekerjaan atau tugas ), tidak bisa mengontrol diri sendiri misalnya ketika menginginkan sesuatu sering memaksakan sehingga tidak sesuai keadaan dan lain sebagainya. Menurut saya sebagai anak muda tidak ada salahnya kalau kita berperilaku moderinisasi, karena kita sebagai penerus bangsa memang harus mengetahui banyak hal, tetapi kita juga harus dapat mengontrol dan memilah-milah mana yang baik dan tidak agar kita tidak terlalu mudah dipengaruhi oleh orang lain.

Rabu, 10 April 2013

Konsep Kesehatan Mental & Teori Perkembangan Kepribadian

Konsep Kesehatan Berdasarkan Dimensi Emosional, Intelektual, Sosial, Fisik dan Spritual

Menurut WHO (1947) kesehatan merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual. Menurut UU No.23,1992 kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Pengertian sehat menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental) dan sosial, serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan.
Pengertian kesehatan pada saat ini memang lebih luas dan dinamis dibandingkan dengan batasan sebelumnya. Hal ini berarti bahwa kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental dan sosial saja tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan sesuatu secara ekonomi.

1. Kesehatan berdasarkan dimensi emosional
Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 (tiga) komponen yaitu:
• Pikiran yang sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran
• Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, khawatir, sedih dan lain-lain.
• Spiritual yang sehat tercermin dari diri seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian kepercayaan dan sebagainya. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari keagamaan seseorang, dimana ia menjalankan perintah Tuhan Yang Maha Esa dan menjauhi larangannya dan menjalankan ibadahnya.

2. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial,ekonomi, politik dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.
3. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.

4. Kesehatan intelektual adalah suatu keadaan dimana seseorang mampu mengendalikan kecerdasannya untuk berfikir secara baik ataupun buruk. Kesehatan intelektual sebagai istilah yang menggambarkan kecerdasan, kepintaran, ataupun memecahkan problem yang di hadapi.

5. Kesehatan Spiritual

Spiritual adalah suatu yang dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman hidup, kepercayaan dan nilai kehidupan. Spiritual mampu menghadirkan cinta, kepercayaan dan harapan, melihat arti dari kehidupan danmemelihara hubungan dengan sesama (dalam docstoc). Spiritual adalah suatu kepercayaan dalam hubungan antar manusia dengan beberapa kekuatan diatasnya, kreatif, kemuliaan atau sumber energy serta spiritual juga merupakan pencarian arti dalam kehidupan dan pengembangan dari nilai-nilai dan system kepercayaan seseorang yang mana akan terjadi konflik bila pemahamannya dibatasi (dalam docstoc).
Spiritual memiliki beberapa aspek:
a. Hubungan yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam hiduo
b. Menemukan arti dan tujuan hidup
c. Mempunyai perasaan hubungan kedekatan dengan diri sendiri dan Tuhan atau Allah (dalam docstoc)
Kesehatan spiritual atau kesejahteraan adalah rasa keharmonisan saling kedekatan antara diri dengan orang lain, alam dan dengan kehidupan yang tertinggi (dalam docstoc). Kesehatan jiwa (spiritual) menurut ilmu kedokteran saat ini adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras orang lain (dalam docstoc).


Kesimpulan:
Kesehatan menurut WHO adalah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual. Menurut UU No.23 kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan menurut UU Pokok kesehatan adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental) dan sosial, serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Jadi kesehatan adalah keadaan yang bebas dan sejahtera yang meliputi beberapa aspek yaitu aspek fisik, emosi, sosial dan spiritualdan bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.


FREUD MENGENAI PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN

Freud umumnya dipandang sebagai ahli yang pertama-tama mengutamakan aspek perkembangan (genetis) daripada kepribadian dan terutama menekankan peranan yang menentukan daripada tahun-tahun permulaan masa kanak-kanak dalam meletakkan dasar-dasar struktur kepribadian. Freud berpendapat, bahwa kepribadian pada dasarnya telah terbentuk pada akhir tahun kelima dan perkembangan selanjutnya sebagian besar hanya merupakan penghalusan struktur dasar itu. Kesimpulan yang demikian itu diambilnya atas dasar pengalaman-pengalamannya dalam melakukan psikoanalisis. Penyelidikan dalam hal ini selalu menjurus kearah masa kanak-kanak, yaitu masa yang mempunyai peranan yang menentukan dalam hal timbulnya neurosis pada tahun-tahun yang lebih kemudian. Freud beranggapan bahwa kanak-kanak adalah ayahnya manusia (The Child is the Father of Man). Dalam menyelidiki masa kanak-kanak ini Freud tidak langsung menyelidiki anak-anak, akan tetapi membuat rekonstruksi atas dasar ingatan orang dewasa mengenai masa kanak-kanaknya.
Kepribadian itu berkembang dalam hubungan dengan empat macam sumber tegangan pokok, yaitu:
1. Proses pertumbuhan fisiologis
2. Frustasi
3. Konflik
4. Ancaman
Sebagai akibat dari meningkatnya tegangan karena keempat sumber itu, maka orang terpaksa harus belajar cara-cara yang baru untuk mereduksikan tegangan. Belajar mempergunakan cara-cara baru dalam mereduksikan tegangan inilah yang disebut perkembangan kepribadian.
Identifikasi dan pemindahan obyek adalah cara-cara atau metode-metode yang dipergunakan individu untuk mengatasi frustasi-frustasi, konflik-konflik serta kecemasan-kecemasannya.

a. Identifikasi
Identifikasi dapat didefinisikan sebagai metode yang dipergunakan orang dalam menghadapi orang lain dan membuatnya menjadi bagian daripada kepribadiannya. Dia belajar mereduksikan tegangannya dengan cara bertingkah laku seperti tingkah laku orang lain. Untuk hal yang demikian itu Freud mempergunakan istilah identifikasi dan bukan imitasi, sebab menurut dia istilah imitasi mengandung arti peniruan yang dangkal, sedangkan dalam identifikasi apa yang ditiru itu lalu menjadi bagian daripada kepribadiannya. Pada umunya identifikasi ini berlangsung tidak disadari, jarang dilakukan dengan maksud sadar. Perlu dikemukakan, bahwa orang tidak perlu mengidentifikasikan diri dengan semua hal yang ada pada orang lain tempat ia mengidentifikasikan diri itu, akan tetapi dia memilih hal-hal yang dalam anggapannya akan dapat menolongnya untuk mencapai sesuatu maksud. Dalam proses identifikasi ini banyak terjadi jatuh bangun, trial and error, karena biasanya orang tidak pasti benar, apakah yang ada pada orang lain itu dapat membawa sukses baginya. Jadi apa yang akan diambil atau ditiru itu ditest dulu apakah hal tersebut dapat membantu mengurang tegangan. Obyek identifikasi itu tidak hanya terbatas pada manusia saja, tetapi dapat bermacam-macam sekali, kecuali dalam bentuk yang sudah dibicarakan itu identifikasi dapat merupakan cara yang dipergunakan orang untuk mencapai kembali hal yang telah hilang.
b. Pemindahan Obyek
Apabila obyek pilihan sesuatu intink yang asli tidak dapat dicapai karena rintangan (anti-cathexis) baik rintangan dari dalam maupun dari luar, maka terbentuklah cathexis yang baru , kecuali kalau terjadi penekanan yang cukup kuat. Apabila cathexis yang baru ini juga tak dapat dipenuhiakan terjadi cathexis yang lain pula. Demikian seterusnya sampai ada objek yang dapat dipakai untuk mereduksi tegangan, objek ini akan dipakai terus samapai saat habis kemampuannya untuk mereduksikan tegangan. Selama proses pemindahan itu sumber dan tujuan instink tetap hanya objeknya yang berubah-ubah. Dan jarang sekali objek pengganti itu dapat memberi pemuasan sebesar objek aslinya, makin jauh pemindahan objek itu dari objek asli, maka semakin sedikit tegangan yang dapat direduksikan. Sebagai akibat dari bermacam-macam pemindahan objek itu maka terjadilah penumpukan tegangan yang kemudian bertindak sebagai alasan yang tetap (kekuatan pendorong yang tetap) bagi tingkah laku. Dalam hal itu pribadi makin lama makin stabil, karena telah memiliki bentuk-bentuk “kompromi” antara dorongan-dorongan dari inthink dan anti cathexis-nya. Freud menunjukkan, bahwa pengekangan terhadap pemilihan-pemilihan objek yang primitif serta penggunaan energi instinktif untuk hal-hal yang dapat diterima oleh masyarakat serta besifat kreatif itulah yang memungkinkan perkembangan kebudayaaan.
Arah pemindahan objek ini ditentukan oleh dua factor yaitu:
1. Kemiripan objek pengganti terhadap objek aslinya
2. Sanksi-sanksi dan larangan-larangan masyarakat
Kemampuannya untuk membentuk object-cathexis pengganti ini adalah mekanisme yang paling kuat dalam perkembangan kepribadian. Semua perhatian/minat, kegemaran, nilai-nilai, sikap yang menjadi cirri kepribadian orang dewasa dimungkinkan oleh peemindahan objek ini.

c. Mekanisme Pertahanan das Ich
Karena tekanan kecemasan ataupun ketakutan yang berlebihan, maka das Ich kadang-kadang terpaksa mengambil cara yang ekstrem untuk menghilangkan atau mereduksikan tegangan. Cara-cara yang demikian itu disebut mekanisme pertahanan. Bentuk-bentuk pokok mekanisme pertahanan itu adalah:
a. penekanan atau represi
b. proyeksi
c. pembentukan reaksi
d. fiksasi
e. regresi
Semua mekanisme pertahanan itu mempunyai kesamaan sifat-sifat yitu:
1. Kesemuanya itu menolak, memalsukan atau mengganggu kenyataan
2. Kesemuanya itu bekerja dengan tidak disadari, sehingga orang yang bersangkutan tidak tahu apa yang sedang terjadi.

d. Fase-fase Perkembangan
Freud berpendapat bahwa anak sampai kira-kira umurlima tahun melewati fase-fase yang terdiferensiasikan secara dinamis, kemudian samapai umur dua belas atau tiga belas tahun mengalami fase latent, yaitu dinamika menjadi lebih stabil. Dengan datangnya masa remaja maka dinamika itu meletus lagi dan selanjutnya makin tenang kalau orang makin dewasa. Bagi Freud, masa sampai umur dua puluh tahun adalah masa yang menetukan bagi pembentukan kepribadian. Tiap fase, ditentukan atas dasar cara-cara reaksi bagian tubuh tertentu. Adapun fase-fase tersebut adalah:
a. Fase oral : 0 sampai kira-kira 1, pada fase ini mulut merupakan daerah pokok aktivitas dinamis
b. Fase anal : kira kira 1sampai kira-kira 3, pada fase ini cathexis dan anti cathexis berpusat pada fungsi eliminatif (pembuangan kotoran)
c. Fase falis: kira-kira 3 sampai 5, pada fase ini alat-alat kelamin merupakan daerah erogen terpenting
d. Fase latent : 5 sampai kira-kira 12 atau 13, pada fase ini impuls-impuls cenderung untuk ada dalam keadaan tertekan
e. Fase pubertas: kira-kira 12 atau 13 sampai 20, pada masai ini impuls-impuls menonjol kembali
f. Fase genital


ALLPORT MENGENAI PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN

Melihat teori otonomi fungsional bahwa individu itu dari lahir mengalami perubahan-perubahan yang penting.
a. Kanak-kanak
Neonatus
Allport memandang neonatus itu semata-mata sebagai makhluk yang dilengkapi dengan keturunan-keturunan, dorongan-dorongan/nafsu dan refleks. Jadi belum memiliki bermacam-macam sifat yang kemudian dimilikinya. Dengan kata lain belum memiliki kepribadian. Pada waktu lahir anak telah mempunyai potensi-potensi baik fisik maupun tempramen yang aktualisasinya tergantung pada perkembangan dan kematangan. Kecuali neonatus telah memiliki refleks-refleks tertentu (mengisap,menelan) serta melakukan gerakan-gerakan yang masih belum terdiferensiasikan, dimana hampir semua gerakan otot-otot ikut digerakkan.
Allport berpendapat bahwa perlengkapan anak untuk beraksi bahwa ada semacam aktivitas umum yang menjadi sumber dari tingkah laku yang bercorongan (bermotif). Dalam masa ini anak merupakan makhluk yang punya tegangan-tegangan dan perasaan enak tak enak. Jadi pada masa ini keterangan yang biologistis yang bersandar pada pentingnya hadiah atau hokum efek atau prinsip kesenangan sangat cocok.Jadi dengan didorong dengan kebutuhan akan mengurangi ketidakenakan sampai minimal dan mencari keenakan sampai anak itu berkembang secara maksimal. Pertumbuhan seperti itu bagi Allport merupakan proses diferensiasi dan integrasi yang berlangsung terus menerus. Anak kecil akan menunjukkan perbedaan-perbedaan kualitas, misalnya perbedaan ekspresi-ekspresi emosional yang cenderung untuk tetap dan terbentuk menjadi cara penyesuaian diri pada masa-masa selanjutnya. Jadi beberapa tingkah laku anak merupakan perintis bagi pola-pola kepribadian selanjutnya. Allport menyimpulkan bahwa setidaknya pada bagian kedua tahun pertama anak telah menunjukkan dengan pasti sifat-sifat yang khas.
b. Transformasi Kanak-kanak
Perkembangan itu melewati garis-garis yang berganda. Bermacam-macam mekanisme atau prinsip dipakai untuk membuat deskripsi mengenai perubahan-perubahan sejak kanak-kanak sampai dewasa.
1. Diferensiasi
2. Integrasi
3. Pemasakan (Maturation)
4. “Belajar”
5. Kesadaran diri (Self-Consciousness)
6. Sugesti
7. Self-esteem
8. Inferiority dan kompensasi
9. Mekanisme-mekanisme psikoanalitis
10. Otonomi fungsional
11. Reorientasi mendadak trauma
12. Extension of self
13. Self-obyektification, instink dan humor
14. Pandangan hidup pribadi (personal weltanschauung)
Dia mempersoalkan diferensiasi, intergrasi pematangan (maturation), imitasi, belajar otonomi fungsional dan ekstensi self. Bahkan dia menerima keterangan secara psikoanalitis, walaupun dia mengatakan bahwa hal-hal tersebut tidak punya kedudukan teoritis yang pokok bagi kepribadian yang normal. Jadi menurut Allport manusia itu adalah organisme yang pada waktu lahirnya adalah mahkluk biologis lalu berubah atau berkembang menjadi individu yang egonya selalu berkembang, struktur sifat-sifatnya meluas dan merupakan inti dari pada tuujuan-tujuan dan aspirasi-aspirasi masa depan. Di dalam perkembaangan ini tentu saja peranan yang menetukan ada pada otonomi fungsional. Prinsip ini menjelaskan bahwa apa yang mula-mula alat untuk tujuan biologis dapat menjadi motif yang otonom yang mendorong dan memberi arah tingkah laku.
Jika ditinjau secara luas teori Allport ini seakan-akan dua teori kepribadian. Yang pertama adalah biologistis yang cocok dengan anak yang baru lahir dan yang kedua (dengan perkembangan kesadaran) makin kurang memadai dan pada masa ini harus diadakan reorientasi kalau-kalau kita menghendaki representasi individu yang makin memadai.
c. Orang Dewasa
Pada orang dewasa faktor-faktor yang menetukan tingkah laku adalah sifat-sifat (traits) yang terorganisasikan dan selaras. Sifat-sifat ini timbul dalam berbagai cara dari perlengkapan-perlengkapan yang dimiliki neonatus. Biasanya individu yang normal mengerti atau menyadari apa yang dikerjakannya dan mengapa itu dikerjakannya. Untuk memahami manusia dewasa tidak dapat dilakukan tanpa mengerti tujuan-tujuan serta aspirasi-aspirasinya. Motif-motifnya terutama tidak berakar dimasa lampau (echo dari masa lampau) tetapi terutama bersandar pada masa depan. Dapat kita pahami bahwa orang dewasa adalah ideal. Tetapi kenyataannya tidak selalu demikian, banyak orang yang tak mempunyai kematangan atau kedewasaan penuh.
Menurut Allport pribadi yang telah dewasa itu pada pokonya harus memiliki hal-hal yang tersebut dibawah ini:
1. Extension of self
2. Self Objectification
a. Insight
b. Humor
3. Filsafat hidup (weltanschauung, philosophy of life)

ERIKSON MENGENAI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

Teori perkembangan Erik H. Erikson sangat dipengaruhi oleh psikoanalisa Freud. Beliau tidak mendasarkan teori perkembangannya pada libido, melainkan pada pengaruh sosial budaya di lingkungan individu. Selain itu, Erikson masih memakai konsep-konsep naluri Freud yang dibentangkannya pada dua titik ekstrim (positif-negatif) sebagai suatu konflik yang diungkap dengan kata “venus” yang bukan berarti “lawan”. Konflik ini menimbulkan suatu krisis. Terselesaikannya krisis itu, akan mempengaruhi perkembangan individu. Bagi Erikson, krisis bukan merupakan malapetaka, tetapi suatu titik tolak perkembangan psikososial Erikson dibagi menjadi delapan tahap.


a. Basic Trust vs Basic Mistrust (0-1 tahun)
Kebutuhan akan rasa aman dan ketidaj berdayaan menyebabkan konflik yang dialami oleh anak dalam tahap ini adalah basic trust vs basic mistrust. Bila rasa aman dipenuhi, maka anak akan mengembangkan dasar-dasar kepercayaan pada lingkungan. Sebaliknya, bila anak selalu terganggu, tidak pernah merasakan kasih sayang dan rasa aman, anak akan mengembangkan perasaan tidak percaya lingkungan. Ibu memainkan peranan penting.

b. Autonomy vs Shame & Doubt (2-3 tahun)
Organ-organ tubuh masa usia ini sudah lebih masak dan terkoordinasi. Anak dapat melakukan aktivitas secara lebih meluas dan bervariasi oleh karena itu konflik yang dihadapi anak dalam tahap ini adalah perasaan mandiri vs perasaan malu dan ragu-ragu. Pengakuan, pujian, perhatian serta dorongan akan menimbulkan perasaan percaya diri, memperkuat egonya. Bila sebaliknya yang terjadi, maka akan berkembang perasaan ragu-ragu. Kedua orang tua merupakan objek sosial terdekat bagi anak.

c. Initiative vs Guilt (3-6 tahun)
Bila pada tahap sebelumnya anak mengembangkan perasaan percaya diri dan mandiri, maka ia akan berani mengambil inisiatif, yaitu perasaan bebas untuk melakukan segala sesuatu atas kehendak sendiri. Tetapi bila pada tahap sebelumnya ia mengembangkan perasaan ragu-ragu, maka ia akan selalu merasa bersalah. Ia tidak berani melakukan segala sesuatu atas kehendak sendiri.

d. Industry vs Inferiority (6-11 tahun)
Anak sudah mulai mampu melakukan pemikiran logis dan anak sudah bersekolah. Oleh karena itu, tuntutan dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar sudah semakin luas. Konflik yang dihadapi dalam tahap ini adalah perasaan sebagai seseorang yang mampu vs perasaan rendah diri. Bila kemampuan untuk menghadapi tuntutan-tuntutan lingkungan dihargai (misalnya sekolah), maka akan berkembang rasa bergairah untuk terus lebih produktif. Sedangkan bila sebaliknya yang terjadi ia akan merasakan kekaburan peran.


e. Indentity vs Role Confusion (mulai 12 tahun)
Anak diharapkan pada harapan-harapan kelompok dan dorongan yang makin kuat untuk lebih mengenal dirinya. Ia harus mulai memutuskan bagaimana masa depannya. Konflik yang dihadapi adalah perasaan menemukan dirinya sendiri vs kekaburan peran. Bila ia berhasil melakukan tahap-tahap sebelumnya, maka ia akan menemukan dirinya. Bila sebaliknya yang terjadi ia akan merasakan kekaburan peran.

f. Intimacy vs Isolation
Individu sudah mulai mencari-cari pasangan hidup. Oleh karena itu, konflik yang dihadapi adalah kesiapan untu berhubungan secara akrab dengan orang lain vs perasaan takut. Seseorang yang berhasil membagi kasih sayang dan perhatian dengan orang lain akan mendapapatkan perasaan kemesraan dan keintiman. Sedang yang tidak dapat membagi kasih akan merasa terasing atau terkecil.

g. Generativity vs Self-absorbtian
Krisis yang dihadapi individu pada masa ini adalah adanya tuntutan untuk membantu orang lain di luar keluarganya, pengabdian masyarakat dan manusia pada umumnya. Pengalaman di masa lalu dapat menyebabkan individu mampu berbuat banyak bagi kemanusiaan, khusunya bagi generasi yang akan datang. Tetapi bila dalam tahap-tahap yang silam ia memperoleh banyak pengalaman negatif, maka ia akan mungkin terkurung dalam kebutuhan dan persoalan sendiri.

h. Ego integrity vs Despair
Memasuki masa ini, individu akan menengok masa lalu. Kepuasan akan prestasi dan tindakan-tindakannya dimasa lalu akan menimbulkan perasaan puas. Bila ia merasa semuanya belum siap atau gagal, akan timbul kekecewaan yang mendalam.